Jumat, 13 April 2012

test kesehatan


Namaku Yoga, kelas 2 SMU dan baru akan melakukan magang di salah satu perusahaan electronic yang ada di Batam. Perusahaan tersebut mensyaratkan untuk magang di sana. Yoga sampai di klinik tersebut pas saat istirahat sehingga keadaannya lengang. Hanya ada seorang pria berpakaian seperti perawat yang sedikit lebih tua dari dirinya. Setelah tanya sebentar, akhirnya pria tersebut yang dikenal sebagai mas Tantok memintanya masuk kesalah satu ruangan dokter yang ada.

Mas Tanto mengukur tinggi dan berat badan Yoga. ‘Kamu kekurusan, katanya sesaat setelah mengukur tinggi dan berat badan Yoga. ‘Masak tinggi kamu 180 cm tapi beratnya hanya 55 kg, nih lihat tulang pinggul kamu sampe menyembul begini ’ Katanya sambil meraba tulang pinggul Yoga yang memang menonjol. Yoga menggeliat kegelian, tapi sebagai pemuda yang culun dia tidak berani berkomentar apapun.

‘Ok, skarang buka semua pakaian kamu dan berbaring di sana’ katanya sambil memegang stetoskop. Dengan agak malu-malu Yoga membuka seluruh pakaiannya sehingga tinggal CD aja yang menutupi kulitnya yang berwarna putih.

Mas Tantok mengukur lengan, kaki Yoga. “ Kamu beruntung punya tulang yang panjang-panjang begini lho Yog, semuanya di atas ukuran normal orang Indonesia, gak tau nih ukuran yang satu ini” kata Mas Tantok sambil mengelus kontol Yoga dari balik CD nya. Ah Mas Tantok bisa aja, kata Yoga guna menutup rasa malunya.

“ Skarang kita mengukur kontol kamu ya… ok buka CD kamu biar kita tau brapa ukurannya sewaktu lemas’ kata mas Tantok.

Yoga sangat terkejur dengan tes kesehatan yang dilakukan mas Tantok, tapi ia tidak berani membantah, ‘Dibuka mas,….’ Kata Yoga sedikit ragu.

‘Mau dipriksa gak Yog, kata Mas Tantok dengan senyum nakal ‘N’apa, malu ya… sesama lelaki gak usah malu atuh’. Dengan ragu-ragu Yoga membuka kain terakhir menutupi tubuhnya sehingga ia kini telanjang bulat. Sekilas dilihatnya mas Tantok menelan ludah melihat kontol Yoga yang masih lemas. ‘Gila Yog, kontol kamu walaupun kurus tapi panjang amat mari kita ukur ya…, gila 11 cm!’ kata mas Tantok sambil merentang penggaris. Yoga berusaha menutup kontol tersebut dengan kedua tangannya tapi tetap saja kontol dan peler itu kelihatan.

Mas Tantok menepis tangan Yoga selanjutnya ia meremas dengan pelan peler Yoga, ‘ini untuk menguji hernia ato tidak Yog, dan yang ini untuk menguji kotol kamu premature atok tidak’ kata mas Tantok sembari mengelus kontol Yoga, karuan Yoga meram melek kegelian bercampur nikmat. Tapi itu hanya sebentar dilakukan mas Tantok seperti ia sengaja mempermainkan perasaan Yoga.

‘Skarang kita tes sensitifitas body kamu ya’ kata Mas Tantok sambil meraba paha dan tulang iga Yoga, ‘Badan kamu seksi abis ya Yog’ Tangan mas Tantok terus menjalar ke putting Yoga, di raba dan di pilinnya kedua putting susu Yoga yang berwarna merah jambu itu. Yoga merasa aneh dengan model tes kesehatan yang dilakukan Mas tantok, tapi dia juga gak pernah tes kesehatan sebelumnya sehingga gak berani membantah apapun yang di suruh mas Tantok.

Akibat elusan mas Tantok itu, sedikit demi sedikit kontol Yoga mulai bangkit, menggeliat memperlihatkan bentuk sebenarnya. ‘Ayo kamu buat kontol kamu yang seksi ini tegang biar saya catat nanti ukurannya’ kata mas Tantok sambil menuntun tangan Yoga ke kontolnya. Dengan malu-malu Yoga mengelus kontolnya sendiri di depan mas Yoga yang memandang dengan kagum.

Setengah malu dan setengah hati Yoga mengelus kontolnya dengan pelan, makin lama rasa nikmat itu semakin menjalar ke seluruh tubuh Yoga. Elusan sudah berubah menjadi kocokan. Terkadang tanpa sadar Yoga mengeluarkan desahan dan juga mengangkat pinggulnya. Ada perasaan lain di dir Yoga ngocok sambil diliatin orang. Ah.. shee ….ahhhh! Kontol Yoga sudah tegang maksimal dan panjang kontol tersebut melewati pusar Yoga, mungkin ada sekitar 17 cm.

‘Skarang kita tes kelenturan tubuh kamu ya’ kata mas Tantok sambil melipat tubuh Yoga sehingga kini kontol yang tegang habis itu tepat di muka Yoga, ‘Ayo coba kamu raih kontol mu dengan mulut kamu’ kata mas Tantok. Gak pernah kebayang oleh Yoga bahwa ia akan di tes kesehatan super aneh kaya gini. Di cobanya meraih kontolnya dengan mulut, sekali caplok seluruh kepala kontol itu habis ditelan Yoga. Emang terasa aneh awalnya, tapi kemudian mulai teras nikmat. ‘Gimana, enakkan rasa kontol kamu sendiri, ayo kocok dengan mulutmu sendiri! Kata mas Tantok sambil menekan pantat Yoga,

Yoga benar-benar mengocok kontolnya dengan mulutnya sendiri. Dimaju-mundurkan mulutnya. Yoga sudah gak peduli akan rasa malu, yang terpenting ia bisa menuntaskan kenikmatan kontolnya itu Tiba-tiba Yoga merasa ada geli-geli enak di sekitar lubang pantatnya. Ahhh… diapain nih pantatku, mas…Tenyata mas Tantok telah menjilati lubang pantat berikut mengisap peler Yoga sehingga menambah kenikmatan Yoga. ‘Ahhh. Enak mas… terus…!’ Ahhh……mas…. Geli… enak…Akku udah gak tahan’ Apalagi sewaktu mas Yoga mencucuk lubang pantat Yoga dengan lidah. ‘Terus mas… yang dalam! Jerit Yoga.

Tiba-tiba Yoga merasa sakit di Lubang pantatnya dua buah jari Tantok sudah bersarang di lubang tersebut dan dilihatnya mas Tantok sudah menanggalkan celananya sehingga bagian bawah tubuh mas Tantok kini tidak ditutupi apapun. Yoga melihat kontol mas Tantok yang berwarna coklat juga sudah ngaceng. Ingin rasanya menelan kontol coklat itu. Kini lubang pantat Yoga di masuki jari mas Tantok kembali. Agak terasa sakit awalnya tapi makin lama rasa sakit itu berganti menjadi nikmat yang gak ada bandingnya. “Sini kontol mu mas” kata Tantok sembari meraih kontol itu dan membawa ke mulutnya. Dengan lahap ia mencaplok kontol ngaceng Tantok. Kini kedua anak itu saling melahap kontol lawan masing-masing diatas tempat tidur klinik yang tidak seberapa besar itu. Baru kali ini Yoga merasakan nikmat yang tiada taranya. Semua sudut-sudt tubuh lawan yang paling sensitip habis dijilati dan di ciumi kedua anak ABG itu.

‘Kamu ingin lebih nikmat lagi Yog’, kata mas Tantok sembari menucuk pantat Yoga dengan kontol coklatnya. Ketika kontol coklat itu akhirnya amblas ke dalam pantat Yoga, dan mulai di maju mundurkan. Yoga berteriak sejadi-jadinya. Kepala Yoga menjadi dingin dan di penuhi letupan-letupan kenikmatan tiada tara disekujur tubuhnya terutama di lubang pantatnya. Yoga gak tau kenapa tapi setiap Tantok menusuk lubang pantatnya semakin dalam, semakin nikmat pula yang dirasakan Yoga.

Tiba-tiba Tantok mencium Yoga dan disambut Yoga dengan buasnya. Gak kepikir lagi oleh Yoga, bibir perawan yang belum pernah dijamah akan dicium, ama pria lagi. Yang lebih gila lagi Yoga membalas dan menikmati kejadian tersebut.

Tangan Yoga bahkan mulai turut bergerilya, mengelusi pantat Tantok bahkan tangan Yoga selalu menekan pantat Tantok agar menekan kontolnya lebih dalam lagi. ‘Mas… aku udah gak tahan, kontolmu enak banget…! Kita keluar sama-sama ya Yoga sayang…ahhh… pantatmu ngejos Yog, ahhhhhh. Yoga merasa ada semburan lahar panas di dalam lubang pantatnya dan saat yang sama yoga menyemprotkan sperma sejadi jadinya. Sehingga memenuhi badan Tantok dan Yoga, bahkan berserakan sampai ke matras praktek di ruangan tersebut.

Sekilas kedua remaja itu berpandangan, dan selanjutnya mereka berciuman sejadi-jadinya. Makasih Tan, kamu udah memberi pengalaman baru buatku.

‘Ayo buruan, tar lagi dokter dan perawat sebenarnya datang’ kata Tantok. ‘ Buset jadi kamu bukan dokter ato perawat ya, Tok,.. kamu sengaja ngerjain aku ya, awas aku gigit kontol mu ampe putus nanti kata Yoga sambil meremas geram kontol Tantok yang masih penuh dengan peju basah itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar