Sebetulnya belum lama aku menjadi gay. Tepatnya baru sekitar dua
tahunan. Dulu aku adalah pria normal biasa. Dengan bentuk tubuh yang
cukup ideal (meski tidak atletis) aku mudah sekali bergaul dengan
wanita. Apalagi dengan panjang penisku yang kalau lagi maksimal
panjangnya bisa saingan sama botol Tekita. Gampang sekali bagiku untuk
mengajak tidur teman-teman wanitaku. Sampai suatu ketika ada kejadian
yang membuatku berubah haluan.
Awalnya gara-gara chatting. Aku bertemu dengan seorang pria yang
mengajakku untuk threesome dengan pacarnya. Aku sih nggak keberatan, toh
aku juga cukup sering ikutan sex-party yang prianya lebih dari satu.
Pria itu mengundangku ke rumahnya. Entah kenapa aku jadi begitu tolol
mau saja mengikuti ajakan pria tersebut. Dan setiba di rumahnya,
ternyata aku setengah ditipu. Kenapa aku katakan setengah ditipu, karena
ternyata pacar pria tersebut seorang waria. Terus terang waktu itu
untuk kabur saja aku tidak berani karena si pria tersebut berbadan besar
dan tegap. Dan entah kenapa aku juga akhirnya mau saja ikut bergumul
bersama mereka, meskipun saat itu mereka tidak sampai menyodomi aku.
Satu hal yang aku heran, setelah kejadian itu aku merasa ketagihan.
Aku betul-betul tak bisa melupakan jilatan, hisapan dan kocokan tangan
pria dan pasangannya tersebut. Selama seminggu aku tidak bisa tidur
tenang, hingga akhirnya aku memberanikan diri menelpon kembali pria
tersebut dan aku katakan bahwa aku ingin mengulangi kembali peristiwa
sebelumnya. Tentu saja pria tersebut menyambut gembira. Aku kembali
diundang ke rumahnya, dan coba tebak! Aku disambut pria tersebut dan si
waria pasangannya plus 3 orang pria temannya yang baru kukenal. Akhirnya
pertemuan kedua dengan pria itu menjadi ajang sex-party kami. Dan
disitulah pertama kalinya aku disodomi. Aku baru tahu bahwa ternyata
ketika disodomi aku bisa mencapai orgasme dan mengeluarkan sperma.
Sejak saat itu aku mulai mengurangi hubunganku dengan wanita dan
beralih ke pria, hingga sekarang. Nah, kali ini aku akan cerita salah
satu pengalamanku yang cukup menarik yang kualami di fitness center
tempat dimana aku biasa melakukan latihan. Hari itu aku berlatih seperti
biasa. Ngomong-ngomong aku berlatih hanya sekedar menjaga kebugaran,
bukan untuk membentuk otot-otot seperti kebanyakan pria yang berlatih di
situ. Aku merasa ada yang memperhatikanku ketika aku sedang asyik
bermain sepeda statis. Ya, betul! Pria yang kekar yang sedang mengangkat
dumbel di pojok situ sejak tadi memperhatikanku. Aku sekilas melirik,
ganteng juga. Mungkin usianya sekitar tiga puluhan. Hampir sepuluh tahun
lebih tua dari aku. Tapi tak lama aku melirik, aku pun kembali asyik
bersepeda.
Tiba-tiba pria tersebut sudah berada di sepeda statis yang ada di
sebelahku. Aku sedikit terkejut. Pria tampan itu tersenyum padaku.
Wajahnya rada-rada indo. Kulitnya coklat muda, ototnya mengingatkan aku
pada aktor Arnold Schwarzenegger. Aku membalas tersenyum.
"Baru ya?" sapanya setengah bertanya.
"Nggak, udah hampir setahun. Cuma emang baru kali ini latihan jam segini. Biasanya sih sore atau malem." jawabku.
"Wah teratur banget ya, pantes keliatan bugar.." pujinya. Aku tersenyum.
"Ah.. bukannya lo yang lebih bugar, ototnya aja segede pepaya
bangkok gitu.. hahaha.." aku menimpali pujiannya dengan bercanda. Dia
juga tertawa.
Kami pun jadi asyik mengobrol. Pria tersebut bernama Albert (bukan
nama asli), salah seorang DJ di club yang cukup terkenal di Jakarta.
Albert hampir setiap hari berlatih, malamnya baru nge-DJ. Dari obrolan
kami langsung 'connect'. Setengah mengecilkan volume suara, kami mulai
bercerita tentang pengalaman seksual kami. Obrolan itu yang mendorong
Albert untuk 'mencicipi' batang pusakaku.
"Di kamar ganti aja yuk.." usul Albert. Aku mengangguk setuju.
Kami pun segera menuju ke kamar ganti. Dari mimiknya kulihat Albert
betul-betul sudah mupeng. Di kamar ganti yang kebetulan sedang kosong
(maklum baru jam 9-an pagi), kami mengambil tempat di toilet. Albert
menutup jamban tersebut dan duduk di atasnya, sementara aku berdiri di
hadapannya sehingga daerah pusatku tepat berada di depan wajah Albert.
"Ooohh.. come on.." seru Albert menirukan aktor-aktor blue film.
"Gila lo, kayak di bokep aja hihihi.." cetusku.
Aku pun langsung melorotkan celana trainingku berikut celana
dalamnya. Albert langsung tersentak melihat batang penisku yang masih
lemas.
"Oohh shit! Lo gak disunat ya man.." komentar Albert sambil mengelus-elus batang penisku.
Aku mengangguk sambil tersenyum. Kubiarkan jemari Albert mengelus permukaan penis dan bulu-bulu jembut yang kucukur rapi.
"Anjing lo.. lemesnya aja segini gimana konaknya.." seru Albert sambil mengelus-elus batang penisku.
Perlahan-lahan aku mulai merasa enak, dan penisku pun mulai
menegang. Albert mengocok dengan halus. Ujung kulit penisku yang
menjuntai dijilat dan diemutnya. Aku pun keasyikan. Batang penisku
semakin tegang.
Sebelah tangan Albert memeluk pantatku dan sebelah lagi digunakan
untuk menggenggam penisku yang kini telah tegang, meski belum maksimal.
Albert masih asik memainkan ujung kulit penisku yang belum disunat.
Seperti permen karet saja, kadang diemut, digigit pelan dan dijilat.
Ahh.. betul-betul nikmat, Albert tau betul dimana titik-titik
rangsangku, karena dia juga pria.
Lidah Albert semakin liar menjilati batang penisku. Topi bajaku
telah muncul dari balik kulit penisku. Dengan penun nafsu Albert
mengulum kepala penisku sambil tangannya mengocok bagian batang.
Pantatku mulai bergoyang-goyang seperti orang yang melakukan senggama.
Kepala Albert juga mulai maju mundur memberi kenikmatan di penisku.
Ahh.. semakin enak saja rasanya. Dengan rakus Albert menjelajahi seluruh
penisku mulai dari kepala, batang, buah pelir, sampai selangkanganku
dilahapnya dengan rakus. Kulihat penisku sampai basah dan licin.
Kemudian Albert menjepit batang penisku dengan kedua telapak
tangannya. Lantas pria gagah itu memilin-milin penisku. Ahh.. gila, enak
sekali. Di tengah-tengah kenikmatan itu Albert melengkapinya dengan
mengulum bagian depan penisku. Betul-betul mentok rasanya. Pinggangku
sampai bergelinjangan menahan rasa nikmat. Kedua tanganku ...
sampai memegangi kepala Albert yang cepak.
Detik berikutnya Albert memasukkan seluruh penisku yang sudah
mencapai maksimal itu ke dalam mulutnya yang hangat dan lembab.
Sementara kedua tangannya mendekap pantatku erat-erat. Ahh.. nikmat
sekali. Di dalam mulut, lidah Albert lincah kesana kemari memberi
kenikmatan pada penisku. Kenikmatan demi kenikmatan terus mengaliri
tubuhku, hingga pada suatu titik aku betul-betul merasa akan meledak.
Penis dan pantatku mulai berdenyut. Hal itu dirasakan oleh Albert.
"Terus Ric.. terus.. keluarin aja di mulut gue.." seru Albert.
Aku pun membantu dengan memaju-mundurkan pantatku. Dan yang ditunggu
pun tiba! Crot.. crot.. crot.. entah berapa kali semburan spermaku
menyemprot di mulut Albert. Pria itu betul-betul menikmati. Dikulumnya
spermaku, lantas ditelan. Sementara tubuhku agak melemas setelah melepas
kenikmatan. Usai menelan spermaku, Albert berdiri dan memeluk tubuhku.
Pria itu mencium bibirku dengan penuh nafsu.
"Thank's man.. mantap banget punya lo.." bisiknya di tengah-tengah ciuman.
"Yo'i.. tapi gue belum ngerasain punya lo nih.." balasku setengah meminta. Albert tersenyum penuh arti.
"Hmm.. gue juga pengen sih ngerasain all-in sama lo, kalo gitu cabut ke rumah gue yuk." ajak Albert.
"Aduh gue gak bisa sekarang, ntar ada kuliah sampe sore.." jawabku.
"Ya udah sore aja, ntar gue jemput di kampus lo deh, dimana sih?" tanya Albert.
"IBII." jawabku menyebut salah satu kampus yang cukup ngetop di daerah Sunter.
Kami pun setuju. Selesai berlatih kami pun berpisah.
Sorenya sepulang dari kuliah tanpa kusangka Albert sudah menungguku
di pelataran parkir. Pria tampan itu bersandar di Honda City-nya sambil
melambai ke arahku. Aku pun langsung menghampiri, dan masuk ke dalam
mobilnya. Honda City tersebut langsung melesat ke arah apartemen Albert
di daerah segitiga emas. Sampai di sana Albert mengajakku minum-minum
untuk menghangatkan suasana. Sebotol besat vodka tersaji di atas meja.
"Nanti temen gue mau dateng, bertiga pasti lebih asyik. Dia ngiri waktu gue ceritain soal kontol lo itu hahaha.." cetus Albert.
Hmm.. rejeki nomplok. Melihat tubuh Albert yang atletis aku membayangkan kalau temannya pasti nggak jauh beda kondisinya.
Sambil menunggu kami pun ngobrol-ngobrol sambil melakukan sedikit
cumbuan-cumbuan kecil. Kira-kira dua puluh menit kemudian teman Albert
pun datang. Dan betapa terkejutnya aku ketika mengetahui bahwa teman
Albert yang dimaksud ternyata adalah salah seorang artis sinetron pria
yang cukup ngetop. Yang membuatku tambah terkejut adalah kenyataan bahwa
dia sama seperti kami. Padahal kalau di sinetron-sinetron gayanya macho
sekali. Si artis yang berinisial MT itu kita sebut saja James, untuk
memudahkan ceritaku. Setelah berkenalan, James pun bergabung dengan
acara minum-minum kami sambil bercerita-cerita.
Setelah mulai terasa setengah mabuk kami mulai terbawa suasana.
Pengalaman-pengalaman yang kami lontarkan otomatis membuat kami horny.
Dan entah siapa yang memulai, kami pun langsung terlibat cumbuan yang
hebat. Rupanya aku sengaja dijadikan most target oleh mereka. Kelihatan
sekali mereka betul-betul bernafsu denganku. Padahal tadinya kupikir
yang akan menjadi most target adalah James, namun sepertinya Albert
sudah terbiasa have fun dengan James.
Dengan liar kedua pria macho itu melucuti pakaianku hingga aku lebih
dulu telanjang bulat. Kulihat James melotot melihat penisku yang sudah
tegang sejak bercumbu dengan Albert tadi. Spontan artis sinetron
tersebut langsung menggenggam penisku dan memasukkan ke dalam mulutnya.
Ahh.. siapa sangka seorang artis sinetron bisa mengulum penisku. Aku
betul-betul menikmatinya. Sementara Albert asyik menjilati bagian atas
tubuhku. Tak sejengkal pun dilewati Albert tanpa jilatan lidahnya yang
sensasional. Sebagai pria, kami sama-sama tau titik rangsang satu sama
lain. Albert terus menjilati sekujur tubuhku. Dan di tiap titik
rangsang, pria itu agak lama menjilatnya. Ohh.. betul-betul sensasional!
James yang asyik dengan penisku kini tak hanya menjilati penis dan
buah pelirku saja, namun juga selangkangan, paha, pinggang dan pantatku.
Tubuhku sampai bolak-balik berganti posisi untuk membiarkan mereka
menjilati sekujur tubuhku. Nikmat sekali rasanya. Tubuhku sampai
terlihat basah dan licin.
Nafsu birahi membawaku untuk menanggalkan pakaian Albert. Dalam
sekejap pria gagah itu sudah berkeadaan sama denganku. Dan untuk pertama
kali aku melihat penis Albert. Gila, nggak jauh beda dengan punyaku!
Cuma bedanya Albert sudah disunat. Dengan penuh gairah langsung kusambar
batang penis Albert yang sudah tegang. Kujilati garis-garis urat yang
menghiasi batang penisnya tersebut, hingga akhirnya kukulum seluruhnya.
Albert yang menganggur mencoba melepaskan pakaian James. Tanpa
keberatan, artis sinetron tersebut membantu Albert untuk melucuti
dirinya sendiri. Dan sesaat kemudian kami bertiga sudah sama-sama
bertelanjang bulat. Kami pun saling meng-oral. James men-service aku,
sementara aku memuaskan Albert, dan Albert membuat James kelojotan
dengan liukan lidahnya. Lama sekali kami melakukan itu, dan
berganti-ganti posisi.
Akhirnya puncak gairah pun tiba. Albert memintaku menungging. Sambil
berpegangan pada sandaran sofa, aku menuruti permintaan Albert. Lubang
pantatku mulai berdenyut. Ahh.. kurasakan kepala penis Albert mulai
menyentuh liang pantatku yang sudah basah. Pria itu memainkan penisnya
sambil memasukkan pelan-pelan ke dalam pantatku. Slepp! Ahh.. akhirnya
batang penis Albert mulai menembus pantatku. Albert mendorong perlahan.
Ughh.. nikmat sekali. Pelan.. pelan.. pelan.. dan.. aahh.. kurasakan
penis Albert mentok di dalam pantatku. Albert pun berteriak. Tubuh pria
itu pun mulai maju mundur memberi sensasi kenikmatan di tubuhku.
Dari balik sofa, James menyodorkan batang penisnya ke mulutku.
Hupff.. hampir aku sesak nafas dijejali penis berukuran sejengkal tangan
orang dewasa itu. Enak sekali penisnya. James juga memegangi kepalaku
yang naik turun. Kemudian kami berganti posisi, kali ini aku yang
menghujam pantat James dengan rudal pusakaku. Sementara Albert
menyelinap masuk ke bawah tubuh James dan mengulum penis pria itu dari
bawah. Uhh.. melihatnya saja membuat birahiku naik, apalagi James yang
merasakannya. Aku memeluk tubuh James yang menggelinjang tak karuan.
Berikutnya giliran Albert yang dipuaskan James. Sementara aku
memeluk tubuh artis sinetron itu dari belakang sambil menggesek-gesekkan
batang penisku di sela-sela pantatnya. Ahh.. enak sekali. Aku mendengar
Albert juga melenguh keasyikan.
Posisi terakhir adalah yang paling sensasional. Aku ...
.sudah sering melakukannya tapi tetap saja setiap melakukan selalu
terasa sensasional. Albert yang bertubuh paling besar dan kekar duduk di
sofa. Kemudian James duduk di pangkuan Albert dengan kondisi penis
Albert yang tertanam di lubang pantat James. Dan posisi paling atas aku
duduk di pangkuan James dengan penis James yang tertanam di lubang
pantatku. Ahh.. nikmat sekali rasanya. Memang dengan posisi ini tak
banyak yang dapat kami perbuat selain menggoyang-goyangkan pantat saja.
Aku yang berada di posisi paling atas paling aktif bergoyang. Dan
tubuhku juga bisa naik turun meski pelan-pelan. James mulai naik ke
puncak birahi. Tangannya yang kekar menjamahi tubuhku. Sementara tubuhku
terus asyik bergoyang dan naik turun.
"Ahh.. Rico.. gila lo.. enak banget man.." serunya.
Aku juga merasakan kenikmatan yang sama. Penis James yang mengulik
dinding lubang pantatku membuat spermaku mulai mengalir ke arah penis.
"James gue udah naik nih.." seruku sambil terus mempercepat goyangan.
"Sama, gue juga.." seru James.
Pria itu lantas membantuku dengan mengocok batang penisku. Uhh..
birahiku sudah ke ubun-ubun. Tak lama kemudian aku merasakan semburan
cairan kental beberapa kali menyemprot di lubang pantatku. James sudah
mencapai orgasme. Dan cairannya yang membasahi pantatku mendorong
birahiku untuk mencapai orgasme. Ditambah lagi dengan kocokan tangan
James. Aahh.. crot! Muntahlah beberapa semburan sperma dari penisku.
Aku pun bangkit untuk memberi kesempatan bagi Albert untuk memuaskan
sisa birahinya. Kini kulihat tubuh James yang bergoyang dan naik turun.
Mereka semakin hot. Aku duduk disamping Albert untuk menggoda pria itu
dengan jilatan-jilatanku. Dan itu membantunya untuk mencapai puncak
birahi.
"Aahh.. Jamess.." Albert mengerang.
Dan kulihat James berhenti bergoyang. Sepertinya sperma Albert sudah menyembur di lubang pantat James.
Hari itu kami bertiga betul-betul berpesta sampai menjelang malam.
Aku nggak tau berapa banyak sperma yang kami muntahkan dari batang penis
kami. Ya di dalam pantat, di mulut, di badan.. pokoknya seru banget!
Selesai bermain, kami mandi bersama dan masih sempat memacu birahi lagi.
Tapi hanya aku dan James yang sempat orgasme sekali lagi, sementara
Albert terlihat masih menyimpan sisa birahinya.
"Ntar malem abis nge-DJ gue ada date lagi man, jadi mesti irit hehehe.." jelasnya.
Selesai mandi, kami pun berpisah. James entah kemana, sementara
Albert sempat mengantarku pulang ke rumahku. Setelah itu pria tampan
tersebut melanjutkan pekerjaannya ke daerah pusat.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar