Aku terhempas menelungkup ke ranjang dengan kontol Sammy yang masih menancap di pantatku.
“Oh.. teruskan Sam.. teruskan.. ah..”, aku mengerang meracau nikmat meminta Sammy untuk terus mengentotiku.
Dengan
kontolnya yang masih menancap Sammy membalikkan tubuhku berbaring
menghadapnya sambil tangannya mengangkat pantatku. Aku segera menjepit
pinggangnya dengan kedua kakiku sambil tanganku mengocok-ngocok kontolku
sendiri. Dengan posisi itu sambil bertumpu pada lututnya Sammy
melanjutkan goyangannya yang semakin membuatku mengerang kenikmatan.
Tubuh Sammy mengkilat oleh peluhnya yang membuat siluet otot-ototnya
makin jelas kelihatan. Urat-urat di tubuhnya juga mulai bersembulan.
Saat itu Sammy kelihatan sangat seksi sekali. Peluh Sammy terus
membanjir menetes ke perutku. Nafasnya semakin lama makin memberat dan
otot beserta uratnya makin menegang.
Sementara itu aku makin
gencar mengocok kontolku sambil menikmati kentotan Sammy. Rasa nikmat di
prostatku makin kuat dan menjalar hingga aku tidak tahan lagi.
“Aahh..
Samm..”, aku mengerang panjang sambil kontolku menembak menumpahkan
mani yang amat banyak membanjiri dada hingga perutku. Belum pernah aku
mengeluarkan mani yang sebanyak itu.
“Hooh.. hosh.. hosh.. ahh..”.
Pada saat yang bersamaan juga Sammy klimaks sambil mendongakkan kepalanya dan mengerang panjang.
Pegangannya
pada pantatku mengendur dan karena kakiku juga telah lemas dan
jepitanku pada pinggangnya juga sudah kendor hingga pantatku terhempas
ke ranjang dan otomatis kontol Sammy tercabut dari lobang pantatku. Saat
itu kontol Sammy masih menembakkan maninya yang akhirnya mengenai
perutku dan menyatu dengan maniku. Perutku benar-benar banjir mani.
Sammy lalu dengan rakusnya menjilati dada dan perutku membersihkan
tumpahan mani dan menelannya dengan nikmat. Melihat mulut Sammy yang
berlepotan mani aku bangkit lalu menciuminya, tidak mau kalah aku terus
menyedot mani yang tersisa dalam mulutnya. Akhirnya kami sama-sama
terhempas ke ranjang dengan nafas memburu.
Aku terbaring
memejamkan mataku merasakan sisa jalaran sensasi nikmat yang belum
pernah kurasakan. Rasanya seperti ada setrum kecil yang mengalir di
sekujur tubuhku. Pantatku juga terasa panas sekali, tapi bagiku malah
terasa nikmat. Mungkin lobangnya agak lecet karena terlalu lama
diterobos kontol Sammy yang ‘extra size’ itu. Kulihat Sammy yang
berbaring di sisiku juga sedang memejamkan matanya sambil menenangkan
nafasnya. Ada senyum kepuasan yang membayang di bibir seksinya itu.
Setelah
nafasku tenang aku menolehkan kepala melihat jam model klasik yang
tergantung di dinding kamar hotel dan gila.. jam saat itu telah
menunjukkan pukul 1 kurang 10 menit dini hari. Permainan kami mulai
pemanasan sampai klimaks tanpa kusadari rupanya telah memakan waktu yang
selama itu, berarti telah melampaui batas short time servicenya Sammy.
Refleks aku meraih celana jeansku yang tertumpuk di samping ranjang dan
kukeluarkan dompetku sambil kulihat isinya yang terdiri dari lembaran
100 ribuan itu.
“Celaka.. Cuman ada 8 jutaan doang, mainnya udah overnight”, tanpa sadar aku bergumam.
Rupanya ekspresi bingungku saat itu sedang diperhatikan oleh Sammy dan kayaknya ia juga mendengar gumamanku tadi.
“Nggak
apa-apa kok Bob, sesuai dengan perjanjian kita semula aja. Lainnya
anggap bonus dariku. Malahan aku nggak keberatan kok kalau kamu nggak
bayar”, kata Sammy dengan senyum tersungging di bibir seksinya (Sorry ya
pembaca, kayaknya aku kebanyakan muji ya.. banyak pujian seksinya. Hope
u don’t mind. Tapi Sammy memang seksi kok :)).
“Lho, kok gitu?”, aku agak terheran mendengar kata-kata Sammy.
“Untuk kamu spesial deh, soalnya kamu ini juga spesial banget”, kata Sammy lagi.
“Lho..?”, kataku sambil memasang wajah bego.
“Iya,
kamu adalah klienku yang spesial. Biasanya aku jarang klimaks dengan
klienku. Mereka umumnya hanya mau puas sendiri aja, malah banyak yang
sudah keluar dan loyo begitu aku oral. Sedang dengan kamu.. Aku puas..
Apalagi pantatmu itu tadi..”, kata Sammy sambil memasang ekspresi puas
di wajahnya yang membuatku gemas.
“Masak sih..”, aku setengah percaya mendengar omongannya.
“Bener..
Awalnya kukira kamu ini bapak-bapak lho.. Tapi ternyata kamu ini masih
muda, OK lagi dan sanggup membakar gairahku saat jumpa tadi”. Dalam
kata-kata Sammy terkandung pujian yang membuat hidungku kembang-kempis
:), dan terjawablah sudah mengapa Sammy ‘surprised’ saat jumpa tadi.
“Salah sendiri sih, kenapa nggak pernah minta fotoku?”, kataku gemas sambil memencet hidungnya yang mancung.
“Sorry, karena biasanya hanya aku yang kirim foto untuk calon langganan hingga terbiasa jadinya”.
Rupanya
sejak awal saat kami saling e-mail Sammy mengira kalau aku bapak-bapak
dan mengganggapku sebagai salah satu calon ‘penyewa’.
Obrolanku
dengan Sammy semakin akrab. Sammy orangnya sangat periang dan fun namun
ia sama sekali tidak ‘sissy’, hingga aku makin betah ngobrol dengannya.
Tentunya saat itu kami masih naked dengan kontol yang masih ‘pulas’
akibat ‘kekenyangan’ ;). Dari obrolan kami kuketahui kalau Sammy pernah
menjadi model di Jakarta. Sammy telah menjalani profesinya selama
bertahun-tahun yang dimulai saat ia menjadi model. Awalnya ia hanya
iseng saja namun meningkat jadi profesi tetap yang memberikan ‘hasil’
cukup lumayan buat Sammy. Sammy juga cerita kalau ia sering memuaskan
hasrat sexnya yang termasuk tinggi dengan teman seprofesi.
“Hitung-hitung saling memuaskan plus tukar jurus”, begitu pendapat Sammy.
Kami
terus mengobrol hingga jam menunjukkan lebih kurang pukul 2 dini hari.
Kontolku mulai terjaga lagi oleh daya tarik Sammy yang begitu membius,
tapi saat itu aku tidak berani ‘minta’ lagi walaupun sebenarnya Sammy
tadi sepertinya sudah memberi lampu hijau buatku. Soalnya aku sadar
dengan keadaan dompetku saat itu. Sammy sepertinya mengerti jalan
pikiranku.
“Mandi bareng yuk..”, ajak Sammy sambil beranjak ke kamar mandi.
Kamar Sammy memang punya fasilitas kamar mandi yang lux. Aku hampir saja melonjak girang mendengar ajakan Sammy.
“Pasti seru nih..”, batinku saat itu sambil ngeres membayangkan permainan yang akan terjadi nanti.
Saat
itu dari kamar mandi terdengar suara shower yang memancar deras.
Rupanya Sammy telah membuka keran shower. Aku cepat cepat menyusul masuk
ke dalamnya. Kulihat kamar mandi agak dipenuhi oleh uap air hangat
shower dan Sammy sudah dalam keadaan basah sambil menggosok-gosok
tubuhnya. Aku ikut-ikutan berdiri di samping Sammy dan menggosok-gosok
tubuhku terutama dada dan perut yang agak lengket oleh sisa-sisa mani
gay sex tadi.
Tanpa dikomando kami mulai saling menggosok tubuh
lawan dan tanganku mulai nakal singgah di selangkangan Sammy. Kontol
Sammy kuremas-remas kuat saking gemasnya. Sammy sangat menikmati remasan
tanganku. Kontolnya mulai menegang dan menegang hingga ke kondisi
puncak. Aku lalu jongkok dan kukulum kantong kontol Sammy sambil
kuhisap-hisap.
“Oooh.. enak Bob..”, Sammy meracau sambil tangannya mengacak-ngacak rambutku yang basah.
Sekali-kali aku menggigit-gigit kecil bola Sammy hingga Sammy tersentak-sentak sambil mencengkram bahuku dengan keras.
“Ooh.. hisap Bob.. hisap batangnya..”, agak terengah Sammy memberiku instruksi yang segera aku patuhi dengan senang hati.
Hap..
Kontol Sammy masuk ke dalam mulutku dan aku terus menghisap plus
menjilatinya dalam mulutku sambil memaju mundurkan kepalaku hingga
kontol Sammy keluar masuk mulutku dengan lancarnya. Sementara itu air
shower terus memancar membasahi tubuh kami berdua.
“Cukup.. Bob..
Sekarang giliranmu. Coba kamu duduk di sana..”, kata Sammy sambil
menunjuk ke toilet duduk yang masih tertutup yang letaknya agak jauh
dari pancaran shower. Aku segera mengikuti permintaan Sammy.
“Coba
agak ngangkang dikit”, kata Sammy lagi sambil membelakangiku dan mulai
mengarahkan kontolku yang sudah full tegang sejak tadi untuk masuk ke
lobang pantatnya.
Tak lama kemudian kontolku sudah terbenam
dalam lobang pantat Sammy. Posisiku masih duduk di toilet sedangkan
Sammy duduk di pangkuanku dengan punggung menghadap ke mukaku. Aku mulai
aktif menciumi punggung kekar Sammy sambil tanganku meremas dada dan
memilin-milin putingnya. Sammy memulai gerakannya dengan menggoyangkan
pantatnya dengan gerakan melingkar seperti orang main hula hop hingga
batang kontolku ikut berputar-putar seolah mengaduk-ngaduk di dalam
pantat Sammy. Sammy mengkombinasikan gerakan melingkar dengan gerakan
turun naik yang yahud. Rasanya nikmat sekali hingga aku makin kuat
meremas dada Sammy sambil menggigit-gigit punggungnya.
“Ohh.. sshh.. auh.. Sam.. enak Sam..”, sesekali aku mendesis-desis kenikmatan.
Cukup lama Sammy bergoyang hingga..
“Sssh.. aku mau keluar Sam..”, rintihku.
Mendengar
itu Sammy segera bangkit dan tanpa ragu ia lalu mengulum kontolku dan
mulai menghisapnya dengan kuat sambil mengigit-gigit kecil batang
kontolku.
“Aahh..”, aku nembak di dalam mulut Sammy yang segera ditelan oleh Sammy dengan rakusnya.
Sammy terus menghisap nikmat hingga tetes terakhir.
Setelah
selesai Sammy memintaku untuk jongkok merapat ke dinding. Aku
menurutinya dan Sammy mengepit memegang kepalaku disisi dekat telinga
dengan kedua tangannya dan menekan merapatkan kepalaku ke dinding kamar
mandi. Dengan kedua kaki agak terpentang hingga posisi kontolnya tepat
berada di mukaku. Sammy memasukkan kontolnya ke mulutku dan mulai
mengentoti mulutku dengan ganasnya. Beberapa kali kepalaku agak sedikit
membentur-bentur dinding kamar mandi dan aku juga sering hampir tersedak
karena kontol Sammy masuk hingga ke dalam kerongkonganku, namun aku
malah sangat menikmatinya dan membalasnya dengan menyedot-nyedot kontol
Sammy hingga entotan Sammy makin menggila. Tubuh Sammy mulai menegang
dan..
“Aaahh..”, Sammy klimaks sambil melenguh panjang dan menembakkan maninya dengan deras.
Seperti
halnya Sammy aku juga menyedot menghabiskan mani Sammy dengan rakusnya.
Rasanya nikmat.. hingga tetes terakhir.. :) (kok seperti iklan susu
ya?).
“Thank you, Bob..”, bisik Sammy puas sambil mengecup pipiku.
“Aku juga..”, aku ikut-ikutan mengecup Sammy.
Setelah
selesai main kami melanjutkan mandi kami yang ‘agak’ tertunda tadi.
Kali ini kami benar-benar mandi sampai bersih. Saat selesai mandi dan
mengeringkan tubuh, jam telah menunjukkan sekitar pukul 3.20 dini hari.
Segera kukenakan CDku yang agak basah oleh precum dibagian kontolnya.
“Kamu pulangnya pagi nanti aja ya Bob..”, pinta Sammy penuh harap.
“Oke deh.. Kita tidur dulu ya? Ngantuk Nih”. Mataku memang agak berat setelah menguras tenaga tadi.
“Iya deh.. Yuk..”, kata Sammy sambil naik ke tempat tidur tanpa mengenakan busana alias ‘naked’.
Masih mengenakan CD aku ikut naik dan tak berapa lama kemudian langsung tertidur pulas saking lelahnya sambil memeluk Sammy.
********
Keesokan
paginya aku bangun agak kesiangan sekitar pukul 9 pagi. Kulihat Sammy
masih terlelap dengan pulasnya. Wajahnya benar-benar kelihatan polos
saat sedang tertidur. Aku lalu bangkit dan setelah menanggalkan CD aku
segera ke kamar mandi, tentunya untuk mandi pagi. Sekeluarnya dari kamar
mandi aku melihat kalau Sammy ternyata sudah bangun. Saat itu ia duduk
di ranjang sambil memperhatikan aku yang baru keluar sambil bertelanjang
ria.
“Pagi Bob. Wah sudah seger nih..”, Sammy menyapaku dengan riang.
“Yo-i..”, jawabku sok menirukan gaya bahasa ABG.
“Mau sarapan? Mau kupesankan susu nggak?”, tanya Sammy menawarkan sarapan.
“Thanx, Nggak ah.. Kamu doyan ASI rupanya”. Aku berkata sambil tersenyum menggoda.
“Nggak juga.. Tapi aku doyan AMB, apalagi di pagi hari seperti sekarang ini”, Sammy berkata sambil tersenyum simpul.
“AMB? Apaan tuh..”, aku agak terheran mendengar perkataan Sammy.
“Masak nggak tahu sih.. Enak lho..”. Sammy makin tersenyum melihat keherananku.
“Nggak.. Apaan sih”, aku menggeleng setelah berpikir sebentar dan rasa-rasanya memang nggak ada sarapan yang bernama AMB.
“AMB.. Air Mani Bapak, dodol..”, jawab Sammy sambil tertawa keras.
“Oooh..”, aku manggut-manggut sambil ber -oh panjang yang membuat Sammy makin terpingkal sambil memegang perutnya.
“Mau ya..”, kataku sambil sekali lagi memencet hidung Sammy yang menggemaskan.
Saat
itu kulihat kontol Sammy mulai mekar tanda gairahnya yang terbakar
lagi, punyaku juga sama. Sammy menganggukkan kepala dengan mata meredup
dan.. Tanpa ba-bi-Bu lagi kami sudah berada di atas ranjang ber-gay sex
ria dalam posisi 69 dengan mulut masing-masing yang dipenuhi kontol
lawan main. Seperti biasa kami terus bergulingan saling libat plus raba
sambil asyik beroral hingga klimaks. Kami benar-benar sarapan AMB sampai
puas ‘kekenyangan’. Setelah itu aku mengenakan pakaianku kembali dan
merogoh dompetku sambil menyerahkan isinya ke Sammy.
“Lho.. Nggak usah Bob”, mulanya Sammy menolak pemberianku.
“Ambil
aja, ini bukan uang jasa servismu lho, ini cuma tanda persahabatan
dariku saja. Masak kamu nggak mau menerimanya?”, aku agak memaksa.
Menurutku Sammy memang pantas memperolehnya karena disamping rasa puas
aku juga telah belajar beberapa jurus darinya. Aku benar-benar salut
sama Sammy.
“Oke deh. Thanks ya.. Kalau aku ke sini lagi pasti aku
akan contact kamu buat happy bareng lagi. Boleh kan?”, kata Sammy sambil
menerima uang yang kusodorkan.
“Pasti Sam. Soalnya kamu..”, aku tidak melanjutkan kata-kataku.
Aku
hanya mengacungkan jempolku sambil tersenyum. Kulihat Sammy juga
tersenyum senang. Akhirnya aku pamit pulang dan berakhirlah cerita ini..
*****
Dan
sekarang jika dipikir-pikir hubungan sexku dengan Sammy sebenarnya
sangat ‘beresiko’ terkena PMS, apalagi jika sampai pantat menjadi agak
lecet oleh sex anal. Yang paling kucemaskan adalah HIV. Untunglah Sampai
saat ini setelah beberapa kali check up ke dokter ternyata aku masih
sehat-sehat saja. Di samping rasa cemas sejujurnya aku sangat menikmati
sex dengan Sammy, yah.. tentunya dengan resiko yang akan kutanggung
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar