Hallo.. ini Bobby lagi. Langsung aja.. Kali ini adalah cerita tentang
pengalaman gay sex dengan seseorang yang datang jauh dari Jakarta. Sebut
saja namanya Sammy. Pertamanya kami kenalan lewat e-mail saat aku join
di salah satu milis gay yang ada. Setelah saling e-mail beberapa kali
kuketahui ternyata profesi Sammy adalah ‘dagang kenikmatan’ alias gigolo
bayaran. Menurut Sammy ‘barang dagangan’nya cukup laris hingga sampai
ke negeri tetangga dan ia sering sekali dibooking untuk traveling ke
manca negara menemani kliennya. Aku sangat percaya karena dari fotonya
saja aku dapat melihat fisik kelas satu Sammy yang punya segudang
kelebihan dan menjanjikan sejuta kenikmatan.
Sammy pernah
mengirimiku foto nakednya lewat e-mail. Kelihatan dari fotonya body
Sammy sangat sesuai dengan seleraku yaitu body tipe kombinasi
perenang-binaragawan. Ototnya kelihatan sangat kokoh menyembul di
sana-sini terutama otot dada dan perutnya, ditambah dengan wajahnya yang
jantan mengundang selera. Juga kontolnya besar panjang. Benar-benar
cowok yang sudah lama kuidam-idamkan. Foto itu membuatku betah di depan
komputerku sambil onani dengan segudang fantasi bersama Sammy. Obsesiku
pada Sammy kian kuat walaupun sebenarnya aku selalu bertekad untuk
menjauhi yang namanya ‘barang dagangan’, soalnya resiko terkena PMS
sangat tinggi. Ibarat apel yang ada di pasar swalayan yang sudah
dipencet sekian banyak pembeli, namun apa daya jika nafsu sex telah
membubung tinggi :).
Lewat e-mail Sammy menceritakan pengalaman
sexnya dan tentu saja Sammy lebih unggul setingkat dibandingkan aku
dengan pengalamannya yang seabrek itu hingga membuatku makin ngiler
padanya. Anehnya Sammy tidak pernah meminta fotoku hingga aku juga tidak
pernah mengiriminya. Mungkin saja hal itu disebabkan oleh naluri Sammy
sebagai gigolo yang tentunya terlebih dahulu akan mempromosikan dirinya
selaku ‘dagangan’. Sesekali kami saling e-mail hingga pada suatu
kesempatan Sammy meminta nomor HPku yang dengan senang hati kuberikan.
Ia juga memberikan nomor HPnya. Setelah itu aku sempat kirim SMS
untuknya namun tidak dibalas.
“Mungkin lagi sibuk jualan”, batinku saat itu.
Beberapa hari kemudian pada suatu sore aku merasa ‘surprised’ karena menerima SMS yang setelah kulihat ternyata dari Sammy.
“Hi,
Sammy nih, baru pulang traveling dari Singapore, lagi transit di
Pekanbaru, sekarang tinggal di Hotel A”. Demikian isi pesan SMS dari
Sammy.
“Boleh jumpa?”. Aku mengiriminya SMS balasan.
“Short time 2
jam 5 jt, overnight 15 jt”. Beberapa saat kemudian Sammy membalas SMSku
langsung to the point menyebutkan tarifnya yang cukup ‘wah’.
“Gila.. Benar-benar gigolo sejati. Ternyata mau dagang sama aku rupanya?”, batinku geli saat itu.
“Halo..
Sammy ya?”, aku langsung kontak Sammy tanpa lewat SMS lagi. Saat itu
aku sudah lupa sama sekali dengan pantanganku main sama gigolo. Aku lupa
segala-galanya, yang ada dipikiranku cuma body Sammy yang menggugah
selera itu.
“Ya.. Gimana Bob?”, jawab Sammy dari seberang sana. Itu
kali pertamanya aku mendengar suara Sammy. Gila.. ternyata tidak hanya
bodynya yang OK, suara Sammy juga sangat seksi yang mendatangkan sensasi
rangsangan yang hebat pada diriku.
“Wah, tarifmu tinggi juga ya.. Kapan bisa ketemu?”, tanyaku lagi sambil menekan deburan di dadaku.
“Kamu mau servis yang mana?”, tanya Sammy.
“Yang
5 juta saja deh.. Malam nanti boleh?”. Aku saat itu memang sedang agak
ngirit karena belum menerima pelunasan dari customer bisnisku, namun
karena terlanjur ‘ngiler’ aku bermaksud mencoba servis short timenya
Sammy.
“Boleh, aku standby menunggumu di loby hotel A jam 9.00 malam
nanti. Kita lakukan di kamarku” Sammy segera menentukan waktu dan
tempatnya yaitu di hotel bintang empat tempat ia menginap.
“OK, sampai nanti..”, aku menutup pembicaraan kami sambil pikiranku ngeres membayangkan adegan yang akan terjadi nanti malam.
*********
Malam
harinya saat aku berjalan dari parkiran hotel menuju pintu masuk hotel
arloji di pergelangan tanganku menunjukkan angka 9 kurang 5 menit. Saat
itu aku mengenakan celana jeans dikombinasikan dengan kaos ketat
favoritku. Dari jauh aku sudah melihat Sammy yang sedang duduk di loby
hotel sambil membolak-balik majalah yang tersedia. Sammy yang
memancarkan daya pesona tinggi memang sangat mudah kelihatan oleh mataku
yang sudah terlatih :). Penampilan Sammy agak beda dengan foto yang
pernah kulihat. Saat itu ia mengenakan celana kargo yang dikombinasikan
dengan kaos ketat juga. Kulitnya kelihatan putih bersih. Rambutnya
dipotong pendek diberi nuansa warna pirang, disisir ke atas dan
kelihatan mengkilat oleh gel yang dipakainya.
Aku segera mendekatinya dan menyapanya yang masih asyik dengan majalah yang ada di pangkuannya. “Hai, Sammy ya?”.
Sammy
mendongakkan kepalanya dan sesaat kulihat ekspresi di wajah gantengnya
yang agak ‘surprised’ saat melihatku. Wajahnya ternyata lebih OK dari
fotonya. Wajahnya kelimis. Matanya jeli dengan alis agak tebal yang
terpelihara rapi. Dan yang paling menggemaskan adalah bibir seksinya
yang berwarna merah tanda dia bukan perokok.
“Kamu Bobby ya?”. Nada suaranya mengandung nuansa keraguan.
“Iya..
Aku tepat waktu kan? Sudah boleh mulai?”. Aku agak tidak sabaran karena
merasa sayang jika harus membuang waktu terlalu lama.
“OK, yuk ikuti aku”, jawab Sammy singkat sambil bangkit untuk menuju ke kamarnya.
Aku segera mengikutinya dari belakang.
Dari
belakang aku melihat liukan body Sammy saat berjalan yang membuat
gairahku langsung terbakar hingga kontolku berdenyut kencang memberontak
ingin keluar dari kungkungan celana jeans ketatku. Aku terus
mengikutinya memasuki lift. Sammy menekan angka 4 pada lift karena
rupanya ia tinggal di lantai 4 hotel itu. Kebetulan saat itu hanya ada
kami di dalam lift itu hingga tatapanku menyorot ganas ‘penuh nafsu’
menyapu Sammy dari wajah sampai ke kaki. Benar-benar kualitas ekspor
cowok ini hingga nafsuku hampir tidak dapat kutahan lagi. Kulihat Sammy
juga melihatku penuh nafsu. Saat itu aku benar-benar ingin langsung
menubruk dan melumat wajahnya yang OK itu. Untunglah pintu lift segera
terbuka hingga aku cepat-cepat menekan nafsuku dan mengikuti Sammy lagi.
Sammy
mengeluarkan kunci kamar nomor 406 yang ternyata tidak begitu jauh dari
pintu lift. Kulihat Sammy agak tergesa membuka kunci kamarnya lalu
mempersilahkanku masuk terlebih dahulu. Begitu pintu kamar tertutup,
tanpa buang waktu lagi aku segera menerkam memeluk Sammy dari belakang
dan kulumat lehernya dengan nafsu hingga terdengar suara cepat-cepot
kecupanku yang dengan ganas mendarat di leher Sammy yang membuat Sammy
menggelinjang ikut-ikutan terbakar gairah sex. Nafasnya mulai memburu
mendesah-desah menikmati ciumanku yang mencapai bagian belakang
telinganya.
Sammy lalu melepaskan diri dari pelukanku. Kami lalu
saling berhadapan dan.. Cupp.. cpott.. kami berciuman ala prancis
sambil tangan kami saling raba dan remas. Ciuman Sammy benar-benar
lihai. Lidahnya meliuk-liuk di dalam mulutku menjelajahi dan melibat
lidahku sambil sekali-kali menggelitik langit-langit mulutku. Rasanya
juga manis sekali. Ciuman itu benar-benar membuatku liar habis. Suasana
makin panas, mungkin disebabkan oleh naluri profesionalnya untuk
memberikan servis memuaskan, Sammy mendorongku hingga berbaring di
ranjang hotel yang empuk.
Sammy membuka kaosnya hingga
menampakkan tonjolan dadanya yang bidang. Body Sammy sangat seksi. Yang
kukagumi terutama adalah keseimbangan bentuk otot-ototnya yang membuat
otot-ototnya kelihatan sangat serasi dan juga bodynya amat kenyal hingga
benar-benar asyik diremas dan diraba. Setelah membuka kaosnya sendiri
ia lalu membuka kaosku dan memulai servicenya dengan melumat dadaku yang
juga tidak kalah bidang dengan punyanya, walaupun kalah dari segi
keserasian dan keseimbangan otot. Lidah Sammy yang mungkin sudah
mencapai level master mulai menari-nari di dadaku sambil diselingi
permainan giginya yang benar-benar hebat yang membuatku terasa
melayang-layang terutama saat permainannya singgah di putingku.
“Hah..
hoh.. aahh.. Ooh.. Sam..”, aku mendesah dengan gairah yang semakin
memuncak, padahal permainan Sammy belum mencapai daerah ternikmatku.
Belum
pernah aku merasakan gairah yang sebesar itu dengan cowok lainnya. Saat
Sammy mulai meningkatkan permainannya dan bermaksud membuka jeansku aku
segera mencegah dengan menahan tangannya.
Sekarang giliranku
yang membaringkan Sammy dan aku mulai menservisnya meniru permainan
lidah dan gigi Sammy tadi di dadanya. Aku memang terbiasa untuk aktif,
apalagi jika body lawan mainku sebagus Sammy, aku tentu saja tidak mau
melewatkannya dan pasti akan mencicipinya dengan lidah dan mulutku ;).
“Hahh.. ahh.. hahh..”. Sammy mendesah-desah nikmat.
Kelihatannya
sangat menikmati permainan lidahku yang barusan kupelajari darinya. Aku
terus dengan rakus melahap dada dan perut seksinya yang sudah lama
kuidam-idamkan ada pada lawan mainku. Namun tidak membiarkanku
menservisnya lebih lama, Sammy tukar posisi membaringkanku dan dengan
cekatan membuka kancing celana jeansku yang penuh sesak oleh kontolku.
Kontolku segera mencuat bebas begitu Sammy menanggalkan celana jeans
berikut CD yang kukenakan.
“Wow..”, desis Sammy melihat kontolku.
Tanpa
buang waktu lagi ia segera melahap kontolku dan memulai PM (Pekerjaan
Mulut) nya yang saking ahlinya membuatku mengerang nikmat tanpa dapat
kutahan lagi. Sekali lagi lidah dan giginya yang dikombinasikan dengan
hisapan mautnya benar-benar membuatku melambung tinggi. Cara oral Sammy
cukup unik. Ia terlebih dahulu memasukkan kontolku hingga masuk
kemulutnya sampai mencapai pangkal kontolku. Kemudian ia menggigit
lembut pangkal kontolku lalu menggeleng-gelengkan kepalanya ke-kiri
kanan seolah macan yang menggigit dan membanting mangsanya ke-kiri
kanan. Gerakan itu membuat kontolku seolah-olah mengaduk-aduk mulutnya.
Kepala kontolku terasa bergesekan dengan kerongkongannya yang hangat.
Ia
lalu membarengi gerakan itu dengan sedotan kuat dan perlahan menarik
kontolku keluar hingga tersisa kepalanya saja di dalam mulutnya. Ia lalu
menggigit lembut kepala kontolku dan menggelengkan kepalanya ke kanan
dan kiri lagi hingga ketajaman gigi depannya terasa sekali di kepala
kontolku mendatangkan rasa gigit-gigit nikmat. Ia menyelingi gerakan itu
dengan sapuan ujung lidahnya di lobang kontolku selama beberapa saat.
Setelah itu ia memasukkan kembali kontolku ke dalam mulutnya sampai
pangkal dan mengulangi gerakan yang sama. Hebatnya ia melakukan semua
itu dengan gerakan pengulangan yang konsisten dan gigitannya juga amat
pas hingga tidak melukai kontolku. Benar-benar ahli dan profesional
sekali. Rangsangan yang kuterima benar-benar hebat hingga baru sebentar
saja aku sudah mulai merasakan akan mencapai klimaks.
Aku sama
sekali tidak ingin klimaks secepat itu hingga susah payah dengan menahan
rasa nikmat yang tiada tara aku segera ganti posisi. Aku mulai
menurunkan celana kargo Sammy. Ternyata Sammy tidak mengenakan CD dan..
Gila.. Rupanya kondisi kontol Sammy yang kulihat dalam foto yang
dikirimnya lewat e-mail belum 100 persen tegang. Baru saat inilah aku
melihat ukuran kontol Sammy yang sebenarnya. Ternyata kontol Sammy lebih
besar dari punyaku yang selama ini selalu kubanggakan. Warnanya merah
mengkilat saking tegangnya dan terus berdenyut-denyut di depan mukaku
yang membuatku gemas ingin menelannya. Aku mulai mempraktekkan cara oral
Sammy. Walaupun aku tidak semahir Sammy ternyata aksiku juga sangat
dinikmati oleh Sammy. Terbukti dari desahannya yang makin gencar
disertai dengan remasan tangannya di kepalaku yang makin menggila.
Kemudian
lobang pantatku mulai terasa gatal-gatal ingin merasakan kontol Sammy
yang hebat itu. Aku menghentikan oral dan mulai mengambil posisi
menungging. Aku lalu menunjuk pantatku mengisyaratkan Sammy untuk
mengentotnya. Sammy mendekat dan mulai mengarahkan kontolnya yang ‘extra
large’ ke lobangku. Awalnya Sammy agak kesulitan memasukkan kontolnya
dan beberapa kali aku harus meringis kesakitan saat Sammy mencoba masuk.
Tidak berapa lama kemudian akhirnya Sammy berhasil juga dengan aksinya.
Kontolnya sudah sepenuhnya terbenam dalam pantatku.
“Kalau terlalu sakit bilang ya..”, Suara Sammy terdengar mendesis parau di telingaku.
“Ayo.. Kentot aja..”, aku tidak sabaran lagi.
Ia
lalu memeluk pinggangku dengan eratnya sambil memompa kontolnya.
Mula-mula gerakannya perlahan dan lembut dan akhirnya makin cepat dan
semakin cepat hingga nafasnya mulai menghentak memburu dengan peluh yang
makin membanjir. Hawa udara dingin yang keluar dari AC hotel sama
sekali tidak sanggup membendung permainan kami yang makin memanas saja.
“Ahh..
oh.. Sam.. Truss.. ohh.. truss”, eranganku makin keras seiring dengan
perasaan mulas disertai rasa nikmat luar biasa saat kontol Sammy terus
mengikis anusku dengan gencarnya.
Tenaga Sammy sepertinya tiada
habisnya hingga terus mengentotku. Anusku mulai terasa pedas-pedas
nikmat. Rasa nikmat pedas itu terus bertambah hingga akhirnya lututku
lemas dan aku tidak dapat mempertahankan posisi menungging lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar